JAKARTA – Proyek Blok Masela Maluku menjadi bahan perbicangan sangat serius di kalangan Masyarakat Maluku Barat Daya. Pasalnya daerah ini menjadi wilayah terdampak, namun sejumlah kesepakatan yang pernah disepakati sebelumnya terkesan diabaikan. Warga protes dan minta pemerintah berlaku adil.
Tiga Putera Maluku Barat Daya Beny Kalebora, Alex Barlola dan Freni Lutruntuhluy mendatangi Satuan SKK Migas dan meminta pihak SKK Migas memberi perhatian dan perlakuan adil terhadap masyarakat MBD atas rencana pemerintah mengeksplorasi Migas Masela yang rencananya dimulai tahun depan ini.
Kedatangan mereka ini akhirnya diterima langsung Deputi dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bayu Setta di ruang kerjanya pada kamis (18/12).

Tiga Putera Maluku Barat Daya Beny Kalebora, Alex Barlola dan Freni Lutruntuhluy mendatangi Satuan SKK Migas dan meminta pihak SKK Migas memberi perhatian dan perlakuan adil terhadap masyarakat MBD atas rencana pemerintah mengeksplorasi Migas Masela.
Menurut mereka, Proyek Blok Masela Maluku merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan cadangan gas alam terbesar di Indonesia yang mestinya dinikmati seluruh rakyat Maluku lebih khusus daerah terdampak Maluku Barat Daya. Pasalnya kedatangan mereka ini untuk mengingatkan pihak SKK Migas kalau ada banyak kesepakatan yang telah dibuat pemimpin terdahulu yang sampai saat ini tidak terealisasi.
“Kami datang disini sekaligus mewakili rakyat MBD untuk mengingatkan negara bahwa daerah terdampak harus menjadi perhatian serius karena banyak kesepakatan yang sudah dibaut namun itu belum nyata”, kata tiga sosok ini kepada pers di depan Kantor SKK Migas Pusat Jakarta.
Dalam pertemuan bersama Eka Bayu Setta selaku deputi SKK migas itu, aspirasi Masyarakat MBD sudah disampaikan, mulai dari kesepakatan membangun bandara pada masa kepemimpinan Bupati Barnabas Orno, balai Latihan kerja, asrama mahasiswa dan sejumlah usulan Masyarakat untuk dilibatkan dalam proyek tersebut.
“Kami berterima kasih kepada pak Bayu yang luar biasa menerima kami dalam diskusi ini. Beliau sangat luar biasa. Kami telah menyampaikan bahwa pihak SKK Migas dan pemda MBD telah menyepakati hal-hal prinsip tentang membangun rakyat di MBD semoga mereka tidak lupa itu. Kalau sampai SKK Migas lupa dan Pemda MBD tidak merespons hal ini, maka selama ini pemimpin kita bicaranya tabolabale”, kata Freni Lutrun saat itu.
Freni Lutrun juga mengingatkan bahwa mantan Bupati Barnabas pada 2016 juga berharap pembangunan dan operasional Blok Masela dapat memberikan keuntungan ganda kepada masyarakat di MBD dan KKT.
Menurut Beny Kalebora, Alex Barlola dan Freni Lutrun, Pemerintah pusat harus ingat bahwa MBD adalah daerah 3T dan Tingkat kemiskinan tinggi serta pengangguran yang tinggi sehingga dengan adanya Migas Masela ini bisa merubah masa depan generasi MBD dan umumnya Provinsi Maluku kedepannya.
Sementara itu, Deputi dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bayu Setta mengatakan, dirinya menerima semua masukan yang telah disampaikan. Dirinya bahkan menilai apa yang sudah disepakati sebelumnya harus bisa diselesaikan untuk tidak kemudian membuat Masyarakat menjadi tidak percaya dan resah terhadap pemerintah.
“Kami dengan senang hati, Pak Beni, Pa Alex dan Pa Fren sudah datang, ini pertanda bagus sekaligus mengingatkan kita tentang bagaimana daerah terdampak harus diperhatikan dan masyarakatnya dilibatkan dalam proyek Migas Masela ini”, katanya. (*)





Comment