Manokwari, Beritago.com—Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, aktivitas ekonomi di Papua Barat diproyeksikan meningkat signifikan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat mencatat lonjakan kebutuhan uang tunai masyarakat sepanjang Desember 2025, seiring meningkatnya konsumsi, mobilitas, aktivitas keagamaan, hingga geliat pariwisata akhir tahun.
Berdasarkan proyeksi BI, kebutuhan uang tunai masyarakat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2025 mencapai sekitar Rp1,16 triliun, naik 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang berada di angka Rp1,03 triliun. Agar masyarakat tidak “kehabisan napas” saat transaksi, BI Papua Barat sudah menyiapkan pasokan uang tunai hingga Rp1,27 triliun, yang didistribusikan melalui jaringan perbankan dan pengelolaan kas yang memadai di seluruh wilayah Papua Barat.
Tak hanya memastikan ketersediaan, BI juga mengamati kualitas rupiah yang beredar. Jumlah Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang masuk ke BI jelang Nataru tercatat hanya sekitar Rp1,25 miliar, angka yang dinilai relatif rendah. Ini menjadi sinyal baik bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga rupiah semakin meningkat, sejalan dengan kampanye Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah.
Soal keamanan uang rupiah, situasinya juga terkendali. Sepanjang 2025, BI Papua Barat hanya menerima klarifikasi 10 lembar uang palsu. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan teliti dalam bertransaksi, sebab kewaspadaan adalah “tameng ekonomi” yang paling sederhana namun paling efektif—apalagi di tengah perputaran uang yang meningkat pesat jelang akhir tahun.
Dengan pasokan uang tunai yang terjamin, kualitas uang yang terjaga, serta pengawasan yang terus dilakukan, BI optimistis perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Papua Barat akan berlangsung lancar, aman, dan kondusif, sekaligus menjaga kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.
Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Setian, menegaskan komitmen BI memastikan kebutuhan uang tunai masyarakat tetap terpenuhi, sembari menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Di akhir tahun, bukan hanya doa dan sukacita yang mengalir, tetapi juga ekonomi yang tetap berdenyut sehat—rupiah ikut merayakan.[red]





Comment